![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx3eKZCMz2OieC4G8qrwwhWVnV7KCf5MYLv6BvhhR7BIKFd1yL3i20cPXSefEeE0fQbZH4Kcdgt7nhFbaqvtY2Zv6NI4jXP13axN8R2rQNsNJyhTwla-UVI5eeLHEQ5h1fwB0BV8Tq5pmI/s320/niat.png)
“Yang paling gue heran, tiap ada
cewek cakep lewat bukannya lu pelototin eh lu malah melototin
sepatu…Jangan-jangan…lu….!!!”, Fadlan bergidik dan menjauh dari Ibnu.
“Saya homo? Gitu maksudnya?
Hahahaha…”, Ibnu tak dapat menahan tawanya.
“Iya..lu homo ya..makanya lu bersikap
kaya gitu sama cewek..?”, Fadlan menatap Ibnu dengan tajam.
“Ya nggak lah, saya masih normal
insyaAlloh..”, jawab Ibnu datar.
“Lah terus kenapa lu nggak tertarik
sama cewek?? Padahal di kelas kita aja banyak cewek cakep tapi lu nggak pernah
bergaul sama mereka…”, kata Fadlan curiga.
“Itu karena agama kita islam, agama
memerintahkan kita untuk menjaga pandangan kepada hal yang haram, seperti
‘cewek cakep’ yang kamu sebutkan tadi yang notabene bukan mahram kita. Dalam
bergaul dengan lawan jenis pun ada aturannya, tidak bisa sembarangan dan bebas.
Harus ada alas an syar’I untuk berinteraksi denagn lawan jenis”, jelas Ibnu
kalem.
“Ah lu…tapi kan mubadzir kali kalo
nggak di liat…gratis gitu..emang dosa ya kalo cuma liat, kita kan nggak
ngapa-ngapain…lagian zaman sekarang mana ada cewek yang nggak buka-bukaan kaya
gitu”, kata Fadlan membela diri.
“Ya dosa..Itu namanya zina mata mas,
kalo untuk jalan ke mall, nonton film, apalagi dugem dll, saya rasa itu hal
yang sangat kurang bermanfaat, masa kita mau menghabiskan masa muda dengan
hal-hal tidak bermanfaat? Lebih baik kita mendatangi majelis-majelis ilmu dan
dzikir, atau belajar al qur’an…”, jawab Ibnu lagi.
“Wah, kalo untuk itu gue belum dapet
hidayah deh kayanya…”
“Hidayah itu nggak serta merta datang
mas, kita juga harus merindukan dan berusaha mendapatkannya..ada action dulu
dari kitanya”, jawab Ibnu.
Fadlan pun terdiam. Ibnu tersenyum
dan berkata, “Besok ada kajian di masjid kampus..Kamu ikut ya besok sama
saya..”, ajak Ibnu. “Mmmm…Gue besok udah ada janji, tapi thanks buat ceramahnya
ya Bro…Gue cabut dulu”, Fadlan pun berlalu meninggalkan Ibnu.
~~~
“Gue penasaran ma tu cewek…”, Kata
Fadlan pada teman-temannya. Danu, Rino dan Ibnu juga berada di situ, namun dia
tengah asyik membaca.
“Siapa? Apa dia lebih seksi dari
Anita, anak Tari ?”, tanya Rino.
“Aku nggak tau, setau aku dia itu
kuliah di kampus ini dan satu jurusan sama kita..Nah, itu dia orangnya…”,
Fadlan menunjuk pada seorang gadis dengan jilbab lebar berkibar-kibar.
“Itu???”, tanya Rino kaget.
“Waduh, itu mah nggak masuk kriteria
gitu..itu mah rapet banget…Nggak kelihatan apa-apanya..!!”, timpal Danu.
“Justru itu Dan yang bikin gue
penasaran, lu perhatiin deh, tu cewek cantik banget loh walopun gue tau banget
dia nggak pake make up kayak cewek kebanyakan, tapi wajahnya tu putih berseri
gimana gitu..kaya memancarkan apa gitu”, kata Fadlan.
“Iya si emang cantik, tapi pakaiannya
gitu…”, kata Rino.
Ibnu yang sedari tadi membaca
akhirnya mengangkat kepalanya dan mengarahkan pandangannya kepada baju dan jilbab
yang di kenakan gadis itu.
“Aneh lu…Lama-lama lu ketularan Ibnu
yaa…hahaha”, kata Rino.
“Ya nggaklah, Ibnu mah nggak mau
ngeliatin cewek apapun bentuknya…HARAM..hahaha..Ya nggak Nu?”, kata Danu.
“Saya mau kok……nanti ngeliat istri
saya…”, jawab Ibnu.
“Yah, gue nggak nanya kalo gitu
mah…”, kata Danu.
“Iya..kenapa nggak yang sekarang di
depan mata aja kita nikmatin…, kalo sama istri mah nggak tau kapan nikahnya…hahaha…”,
kata Rino.
“Waduh…kayanya gue jatuh cinta nih
sama cewek tadi…..”, kata Fadlan
“Hah? Nggak salah tu? Itu kan jauh
banget sama selera lu biasanya…”
“Cinta itu buta Bro..”, kata Fadlan
“Cinta itu nggak buta, cinta itu
fitrah, yang buta itu nafsu, dan pernikahan yang akan meghalalkannya…”, Ibnu
menimpali.
***
Hari-hari berikutnya Fadlan berubah.
Dia menjadi aktif di acara-acara pengajian, majelis ilmu dan sejenisnya. Dia
juga rajin mengikuti Ibnu kemana-mana.
“Alhamdulillah…Kamu sekarang berubah
ya…”, kata Ibnu bahagia
“Hehe..Iya donk, ini gara-gara cewek
yang tempo hari kita liat itu..Siapa tau di tempat pengajian gue bisa ketemu
dia”
“Astaghfirulloh…”
“Kenapa lu Nu?”
“Kalo kaya gitu, niatnya udah lain
mas Fadlan. Semua hal yang baik yang kita lakukan harus di niatkan karena
Alloh, agar yang kita lakukan bernilai dan berpahala, bukan karena motivasi
lain, apalagi wanita…Sesungguhnya semua amal tergantung niat mas..mari kita
perbaiki niat kita, ikhlas karena Alloh, bukan untuk mengejar dunia dan wanita”,
jelas Ibnu panjang lebar
“Iya..iya…terserah lu dah….Ayo buruan
ke masjid, ntar keburu pada pulang lagi…”, Fadlan tak menghiraukan nasehat dari
Ibnu.
Akhirnya mereka berdua pun pergi ke
masjid.
“Loh..kok di sini? Mana bisa gue
ketemu n ngobrol sama cewek yang kemaren Nu…”, protes Fadlan
“Iya emang kaya gini, ikhwan sama
akhwat itu duduknya terpisah..sesuai syar’i. Tidak boleh bercampur baur…”,
jawab Ibnu kalem
“Apaan? Iwan? Kawat?”
“Ikhwan mas, bahasa arab, artinya
laki-laki. Akhwat artinya perempuan.”
“Oh….Yaaahhhh….gimana nih…udah
jauh-jauh dateng ke sini nggak ketemu cewek yang kemaren ya percuma donk….Sia-sia
perjuangan gue”, kata Fadlan dengan nada kecewa.
“Ya nggak mas, pertama mas Fadlan
perbaiki dulu niatnya, hanya karena Alloh, kedua kita dengarkan kajian ini
dengan baik, insyaAlloh nggak sia-sia, malah bisa nambah banyak ilmu”
“Mungkin gue bisa ketemu nanti pas
pulang…..”, Fadlan masih berharap.
Kajian dimulai. Ibnu yang niatnya
memang ingin mencari ilmu karena Alloh mendengarkan dengan seksama apa yang di
sampaikan oleh pengisi kajian tersebut.
Sedangkan Fadlan, baru 5 menit kajian
dimulai. Dia sudah tertidur dengan pulasnya.
Setelah kajian selesai, Fadlan tidak
langsung pulang. Dia berdiri dan menunggu pujaan hatinya di depan gerbang.
Fadlan memaksa Ibnu menemaninya.
“Pokoknya…lu harus temenin gue
dulu!!!!!”
“Nggak ah mas, saya mau langsung
pulang aja….”. Fadlan menarik tas Ibnu yang hendak pergi. Mau tidak mau Ibnu
meluluskan permintaan Fadlan.
Setelah lama menunggu, akhirnya gadis
pujaan Fadlan keluar juga. Gadis itu mulai berjalan menuju ke gerbang. Fadlan
yang tadinya begitu semangat akan mengajak gadis itu berkenalan, mendadak
terdiam salah tingkah dan tak mampu berkata apa-apa, lidahnya kelu, sampai
gadis itu berlalu.
Ibnu yang memperhatikan sedari tadi
langsung tertawa terbahak-bahak.
“Hahahahahaha….Mas Fadlan lucu
banget..”
“Sumpeh bro..cantik bener…kayanya gue
bener-bener jatuh cinta….”
***
“Tumben…Nggak
biasanya lu kaya gitu…Biasanya lu paling lihai kalo disuruh ngedeketin cewek…”,
komentar Danu mendengar cerita Fadlan.
“Nggak tau
Bro…Tiba-tiba gue nggak bisa ngomong..jurus-jurus gue ilang semua…”
“Ah..kacau
lu..keseringan gaul sama Ibnu sih lu…”
“Lah..kok
saya dibawa-bawa lagi?”, protes Ibnu
Tiba-tiba,
Elvi, pacar Danu menghampiri mereka.
“Lagi pada ngomongin apa sih? Kayanya
serius banget?”, tanya Elvi
“Itu…ada yang lagi kasmaran….”, kata
Danu seraya menunjuk ke arah Fadlan
“Fadlan? Kasmaran? Lagi? Sama siapa?”
“Eh,,,yang ini beda, Vi”, jawab
Fadlan
“Nah…tu dia orangnya…”, tunjuk Danu
pada gadis berjilbab lebar tempo hari.
“Ya Alloh……Subhanalloh…”, Fadlan
memandangnya tanpa berkedip. Elvi pun mengarahkan pandangannya pada gadis itu.
“Elma???Lu suka sama Elma?”, tanya
Elvi tidak percaya
“Lu kenal cewek itu, Vi?”
“Beneran lu suka sama Elma?”, tanya
Elvi lagi
“Yaaaaaaaaaa…Dia….Lu kenal sama dia?”
“Ya kenal lah, dia kan satu kelas
sama gue….Tapi…”
“Yes…Berarti lu harus kenalin gue
sama siapa namanya? Elma ya..Gue ngga mau tau, pokoknya lu harus bantuin
gue..!!!!!”, Fadlan kegirangan
“Fadlan, Elma itu udah nikah…….”,
kata Elvi
“Apaaaa!!!!”
“Ya…dia udah punya suami…Dan sekarang
dia lagi hamil 7 bulan..Lu perhatiin deh perutnya….Jangan mukanya aja yang
diperhatiin..”
Selesai
Short Story by Me
Diambil Ibrahnya aja ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar