Halaman

Sabtu, 08 Desember 2012

(Cerpen) Ini Niatku....Apa Niatmu?


“Diajak ke mall nggak mau, diajak dugem apalagi, ada konser musik nggak mau ikut nonton, sekedar kongkow di jalan aja nggak mau, aneh…lu emang aneh…”, kata Fadlan keheranan melihat tingkah salah satu teman kuliahnya. Ibnu tersenyum mendengar curahan hati temannya itu.
“Yang paling gue heran, tiap ada cewek cakep lewat bukannya lu pelototin eh lu malah melototin sepatu…Jangan-jangan…lu….!!!”, Fadlan bergidik dan menjauh dari Ibnu.
“Saya homo? Gitu maksudnya? Hahahaha…”, Ibnu tak dapat menahan tawanya.

“Iya..lu homo ya..makanya lu bersikap kaya gitu sama cewek..?”, Fadlan menatap Ibnu dengan tajam.

“Ya nggak lah, saya masih normal insyaAlloh..”, jawab Ibnu datar.

“Lah terus kenapa lu nggak tertarik sama cewek?? Padahal di kelas kita aja banyak cewek cakep tapi lu nggak pernah bergaul sama mereka…”, kata Fadlan curiga.

“Itu karena agama kita islam, agama memerintahkan kita untuk menjaga pandangan kepada hal yang haram, seperti ‘cewek cakep’ yang kamu sebutkan tadi yang notabene bukan mahram kita. Dalam bergaul dengan lawan jenis pun ada aturannya, tidak bisa sembarangan dan bebas. Harus ada alas an syar’I untuk berinteraksi denagn lawan jenis”, jelas Ibnu kalem.
“Ah lu…tapi kan mubadzir kali kalo nggak di liat…gratis gitu..emang dosa ya kalo cuma liat, kita kan nggak ngapa-ngapain…lagian zaman sekarang mana ada cewek yang nggak buka-bukaan kaya gitu”, kata Fadlan membela diri.
“Ya dosa..Itu namanya zina mata mas, kalo untuk jalan ke mall, nonton film, apalagi dugem dll, saya rasa itu hal yang sangat kurang bermanfaat, masa kita mau menghabiskan masa muda dengan hal-hal tidak bermanfaat? Lebih baik kita mendatangi majelis-majelis ilmu dan dzikir, atau belajar al qur’an…”, jawab Ibnu lagi.
“Wah, kalo untuk itu gue belum dapet hidayah deh kayanya…”
“Hidayah itu nggak serta merta datang mas, kita juga harus merindukan dan berusaha mendapatkannya..ada action dulu dari kitanya”, jawab Ibnu.
Fadlan pun terdiam. Ibnu tersenyum dan berkata, “Besok ada kajian di masjid kampus..Kamu ikut ya besok sama saya..”, ajak Ibnu. “Mmmm…Gue besok udah ada janji, tapi thanks buat ceramahnya ya Bro…Gue cabut dulu”, Fadlan pun berlalu meninggalkan Ibnu.
~~~
“Gue penasaran ma tu cewek…”, Kata Fadlan pada teman-temannya. Danu, Rino dan Ibnu juga berada di situ, namun dia tengah asyik membaca.
“Siapa? Apa dia lebih seksi dari Anita, anak Tari ?”, tanya Rino.
“Aku nggak tau, setau aku dia itu kuliah di kampus ini dan satu jurusan sama kita..Nah, itu dia orangnya…”, Fadlan menunjuk pada seorang gadis dengan jilbab lebar berkibar-kibar.
“Itu???”, tanya Rino kaget.
“Waduh, itu mah nggak masuk kriteria gitu..itu mah rapet banget…Nggak kelihatan apa-apanya..!!”, timpal Danu.
“Justru itu Dan yang bikin gue penasaran, lu perhatiin deh, tu cewek cantik banget loh walopun gue tau banget dia nggak pake make up kayak cewek kebanyakan, tapi wajahnya tu putih berseri gimana gitu..kaya memancarkan apa gitu”, kata Fadlan.
“Iya si emang cantik, tapi pakaiannya gitu…”, kata Rino.
Ibnu yang sedari tadi membaca akhirnya mengangkat kepalanya dan mengarahkan pandangannya kepada baju dan jilbab yang di kenakan gadis itu.
“Aneh lu…Lama-lama lu ketularan Ibnu yaa…hahaha”, kata Rino.
“Ya nggaklah, Ibnu mah nggak mau ngeliatin cewek apapun bentuknya…HARAM..hahaha..Ya nggak Nu?”, kata Danu.
“Saya mau kok……nanti ngeliat istri saya…”, jawab Ibnu.
“Yah, gue nggak nanya kalo gitu mah…”, kata Danu.
“Iya..kenapa nggak yang sekarang di depan mata aja kita nikmatin…, kalo sama istri mah nggak tau kapan nikahnya…hahaha…”, kata Rino.
“Waduh…kayanya gue jatuh cinta nih sama cewek tadi…..”, kata Fadlan
“Hah? Nggak salah tu? Itu kan jauh banget sama selera lu biasanya…”
“Cinta itu buta Bro..”, kata Fadlan
“Cinta itu nggak buta, cinta itu fitrah, yang buta itu nafsu, dan pernikahan yang akan meghalalkannya…”, Ibnu menimpali.
***
Hari-hari berikutnya Fadlan berubah. Dia menjadi aktif di acara-acara pengajian, majelis ilmu dan sejenisnya. Dia juga rajin mengikuti Ibnu kemana-mana.
“Alhamdulillah…Kamu sekarang berubah ya…”, kata Ibnu bahagia
“Hehe..Iya donk, ini gara-gara cewek yang tempo hari kita liat itu..Siapa tau di tempat pengajian gue bisa ketemu dia”
“Astaghfirulloh…”
“Kenapa lu Nu?”
“Kalo kaya gitu, niatnya udah lain mas Fadlan. Semua hal yang baik yang kita lakukan harus di niatkan karena Alloh, agar yang kita lakukan bernilai dan berpahala, bukan karena motivasi lain, apalagi wanita…Sesungguhnya semua amal tergantung niat mas..mari kita perbaiki niat kita, ikhlas karena Alloh, bukan untuk mengejar dunia dan wanita”, jelas Ibnu panjang lebar
“Iya..iya…terserah lu dah….Ayo buruan ke masjid, ntar keburu pada pulang lagi…”, Fadlan tak menghiraukan nasehat dari Ibnu.
Akhirnya mereka berdua pun pergi ke masjid.
“Loh..kok di sini? Mana bisa gue ketemu n ngobrol sama cewek yang kemaren Nu…”, protes Fadlan
“Iya emang kaya gini, ikhwan sama akhwat itu duduknya terpisah..sesuai syar’i. Tidak boleh bercampur baur…”, jawab Ibnu kalem
“Apaan? Iwan? Kawat?”
“Ikhwan mas, bahasa arab, artinya laki-laki. Akhwat artinya perempuan.”
“Oh….Yaaahhhh….gimana nih…udah jauh-jauh dateng ke sini nggak ketemu cewek yang kemaren ya percuma donk….Sia-sia perjuangan gue”, kata Fadlan dengan nada kecewa.
“Ya nggak mas, pertama mas Fadlan perbaiki dulu niatnya, hanya karena Alloh, kedua kita dengarkan kajian ini dengan baik, insyaAlloh nggak sia-sia, malah bisa nambah banyak ilmu”
“Mungkin gue bisa ketemu nanti pas pulang…..”, Fadlan masih berharap.
Kajian dimulai. Ibnu yang niatnya memang ingin mencari ilmu karena Alloh mendengarkan dengan seksama apa yang di sampaikan oleh pengisi kajian tersebut.
Sedangkan Fadlan, baru 5 menit kajian dimulai. Dia sudah tertidur dengan pulasnya.
Setelah kajian selesai, Fadlan tidak langsung pulang. Dia berdiri dan menunggu pujaan hatinya di depan gerbang. Fadlan memaksa Ibnu menemaninya.
“Pokoknya…lu harus temenin gue dulu!!!!!”
“Nggak ah mas, saya mau langsung pulang aja….”. Fadlan menarik tas Ibnu yang hendak pergi. Mau tidak mau Ibnu meluluskan permintaan Fadlan.
Setelah lama menunggu, akhirnya gadis pujaan Fadlan keluar juga. Gadis itu mulai berjalan menuju ke gerbang. Fadlan yang tadinya begitu semangat akan mengajak gadis itu berkenalan, mendadak terdiam salah tingkah dan tak mampu berkata apa-apa, lidahnya kelu, sampai gadis itu berlalu.
Ibnu yang memperhatikan sedari tadi langsung tertawa terbahak-bahak.
“Hahahahahaha….Mas Fadlan lucu banget..”
“Sumpeh bro..cantik bener…kayanya gue bener-bener jatuh cinta….”

***
            “Tumben…Nggak biasanya lu kaya gitu…Biasanya lu paling lihai kalo disuruh ngedeketin cewek…”, komentar Danu mendengar cerita Fadlan.
            “Nggak tau Bro…Tiba-tiba gue nggak bisa ngomong..jurus-jurus gue ilang semua…”
            “Ah..kacau lu..keseringan gaul sama Ibnu sih lu…”
            “Lah..kok saya dibawa-bawa lagi?”, protes Ibnu
            Tiba-tiba, Elvi, pacar Danu menghampiri mereka.
“Lagi pada ngomongin apa sih? Kayanya serius banget?”, tanya Elvi
“Itu…ada yang lagi kasmaran….”, kata Danu seraya menunjuk ke arah Fadlan
“Fadlan? Kasmaran? Lagi? Sama siapa?”
“Eh,,,yang ini beda, Vi”, jawab Fadlan
“Nah…tu dia orangnya…”, tunjuk Danu pada gadis berjilbab lebar tempo hari.
“Ya Alloh……Subhanalloh…”, Fadlan memandangnya tanpa berkedip. Elvi pun mengarahkan pandangannya pada gadis itu.
“Elma???Lu suka sama Elma?”, tanya Elvi tidak percaya
“Lu kenal cewek itu, Vi?”
“Beneran lu suka sama Elma?”, tanya Elvi lagi
“Yaaaaaaaaaa…Dia….Lu kenal sama dia?”
“Ya kenal lah, dia kan satu kelas sama gue….Tapi…”
“Yes…Berarti lu harus kenalin gue sama siapa namanya? Elma ya..Gue ngga mau tau, pokoknya lu harus bantuin gue..!!!!!”, Fadlan kegirangan
“Fadlan, Elma itu udah nikah…….”, kata Elvi
“Apaaaa!!!!”
“Ya…dia udah punya suami…Dan sekarang dia lagi hamil 7 bulan..Lu perhatiin deh perutnya….Jangan mukanya aja yang diperhatiin..”

Selesai


Short Story by Me

Diambil Ibrahnya aja ya :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar