Halaman

Minggu, 09 Desember 2012

Jangan Jelalatan :)


“Brakkkkkk…..”
Aku kaget mendengarnya. Dia menutup pintu dengan begitu kerasnya. Aku dan temanku bertatapan. Raut muka bingung tercetak dengan sukses di wajah kami.

Beberapa detik yang lalu kami mendengar suara pintu di buka. Reflek, akupun langsung menoleh ke sumber suara dan menemukan sesosok lelaki (mungkin umurnya beberapa tahun lebih tua dariku). Sepersekian detik mata kami bersitatap. Kemudian dengan cepat dia menundukan kepalanya. Dia segera membanting pintu dengan begitu keras.
***


Itu adalah kejadian sekitar dua tahun yang silam. Saat itu aku belum terlalu “ngeh” sama yang dilakukan mas-mas tadi. Dan menganggap itu aneh dan terlalu berlebihan. Setelah aku (Alhamdulillah) di beri kesempatan oleh Alloh untuk belajar tentang islam, maka akupun mulai mengerti.

Alloh berfirman : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya" (QS. 24 : 30-31)

Subhanalloh, sungguh segala sesuatu telah diatur sedemikian rupa oleh Alloh, sampai cara memandangpun ada aturannya.

Dalam bergaul dengan lawan jenis kita dilarang untuk saling berpandangan dalam waktu yang lama. Apalagi dengan pandangan yang mengandung unsur menggoda dan kita menikmati pandangan tersebut, entah karena dia cantik, tampan atau wajahnya yang putih bak mutiara.

Kita, jelas di larang memandang lawan jenis (yang bukan mahram) dengan syahwat dan tanpa alasan syar'i. Kita dituntut untuk menjaga, menahan dan mengontrol pandangan kita (baca : Nggak jelalatan). Tapi menundukan pandangan bukan berarti kita harus menundukan kepala ke bawah terus (Itu mah lagi nyari uang receh kali ya…)

Sebagai kaum hawa, godaan memang tidak begitu  besar dibanding dengan godaan yang dialami oleh kaum adam. Kenapa? Ya lihat saja di sekitar kita, banyak sekali wanita-wanita yang pakaiannya sangat minim, pakai celana hotpan misalnya atau rok mini yang mini sekali, baju model tank top dsb yang menunjukan aurat-auratnya. Dan itu bisa kita jumpai dengan mudah di zaman ini. Ada lagi yang sudah berjilbab tapi pakaiannya masih ketat-ketat. Astaghfirulloh…Ini pasti sebuah godaan yang dahsyat untuk para lelaki.

Pernah suatu ketika, aku iseng bertanya pada saudaraku….

Aku                  : “Kamu suka nggak liat cewek pake baju mini mini?”

Saudaraku       : “Ya gimana ya mba, kalo liat kita dosa kan ya, tapi kalo nggak diliat juga      mubazir,wong gratis kok” (GUBRAKKKKK…!!!)

Ya, aku jadi ingat salah satu hadits : “Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki (melainkan fitnah yang datang dari) wanita” H.R Bukhari Muslim

Nah loh….Dahsyat kan……!

Berikut adalah beberapa tips yang membantumu menjaga pandangan yang diambil dari http://www.islamqa.com/ar/ref/20229 (yang sudah di sederhanakan) :

1.      Merasakan bahwa Allah memperhatikanmu, dekat denganmu.
"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang tersembunyi di dalam dada" (QS Ghofir : 19)

2.            2. Meminta pertolongan dan berdo'a kepada-Nya.
"Dan Rabb-mu berfirman, "berdoalah kepadaku niscaya aku kabulkan untukmu" (QS Ghofir : 60)

3. Mengetahui bahwa nikmat yang ada padamu semuanya berasal dari Allah -ta'ala-, nikmat-nikmat itu perlu engkau syukuri. Diantara cara mensyukuri nikmat pandangan adalah dengan menjaganya dari perkara-perkara yang Allah haramkan.

4. Bersungguh-sungguh dan membiasakan diri menjaga pandangan dan bersabar terhadapnya, serta tidak berputus asa.
"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, akan Kami tunjukkan mereka jalan-jalan Kami" (QS Al Ankabut : 69)

5. Menjauhi tempat-tempat yang dikhawatirkan terjadinya fitnah pandangan jika terdapat pilihan tempat lain.

6. Mengetahui bahwa tidak ada pilihan lagi bagimu terhadap perkara ini dalam situasi dan kondisi apapun. Baik ketika ada orang yang menyerumu, atau ketika godaan dan perasaan bergejolak di dalam hatimu, pandangan tetap wajib dijaga dari perkara yang diharamkan kapan saja dan dimana saja.

7. Memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, sesungguhnya memperbanyak ibadah sunnah -dengan tetap menjaga ibadah fardu- dapat menjadi sebab terjaganya perbuatan zhohir seorang hamba

8. Mengingat kesaksian bumi sebagai tempat yang engkau gunakan untuk bermaksiat. "pada hari itu bumi menyampaikan kabarnya" (Al Zalzalah : 4)

9. Mengingat malaikat yang mencatat amal-amalmu.

10. Menghadirkan sebagian nash yang melarang dari mengumbarkan pandangan, seperti firman Allah ta'aa "Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaknya mereka menjaga pandangan-pandangan mereka" (QS An Nuur : 30).

11. Menjauhi dari pandangan yang sia-sia, janganlah engkau memandang sesuatu yang tidak penting, dan jangan engkau mengumbarkan pandanganmu ke kanan atau ke kiri yang nantinya akan mengakibatkan engkau terjerumus ke dalam perkara yang engkau tidak mampu mengatasinya dalam waktu singkat berupa pengaruh pandangan kepada perkara-perkara yang mengandung fitnah.

12. Menikah, dan ini adalah obat yang paling mujarab.
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda, "barangsiapa yang telah memiliki kemampuan (al-ba'ah) maka menikahlah, karena itu akan lebih menjaga pandangan dan lebih menjaga kemaluan, barangsiapa yang tidak mampu maka hendaklah iya berpuasa, karena puasa menjadi tameng baginya" (HR Bukhori 1806, Muslim 1400)

13. Berpuasa, sebagaimana hadits di atas.

14. Melaksanakan perintah-perintah sebagaimana yang Allah perintahkan, di antaranya sholat, "sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar" (QS Al Ankabut : 45).

15. Mengingat bidadari, agar engkau berlomba-lomba di atas kesabaran dari perkara-perkara yang Allah haramkan dalam rangka mendapatkannya.

16. Menghadirkan kekurangan dari perkara yang kita lihat dan penyakit serta kerusakan yang diakibatkannya.

17. Meninggikan cita-cita kepada perkara-perkara yang mulia.

18. Menghisab diri antara masa kini dan hari akhir, dan mengusahakan diri dengan sungguh-sungguh untuk menjaga pandangan.

19. Mengingat penyakit dan kerugian yang ditimbulkan dari pandangan ini.

20. Mengenal faedah-faedah dari menjaga pandangan.

21. Memberikan materi ini di majelis-majelis dan forum-forum serta menjelaskan bahaya-bahaya mengumbarkan pandangan.

22. Memperbaiki karib kerabat, menasehati mereka agar tidak memakai pakaian yang dapat memberi dampak pada pandangan dan yang menampakkan kecantikan.

23. Mencegah bahaya-bahaya dan was-was sebelum ada keinginan yang mengakibatkan engkau melakukannya. Barangsiapa yang menjaga pandangannya ketika pandangan pertama maka selamatlah ia, jika ia mengulangi pandangan tersebut maka dia tidak akan aman dari tertanamnya pandangan tersebut di dalam hatinya yang sulit ia lepaskan.

25. Takut mati dalam keadaaan su'ul khotimah, dan penyesalan di saat kematian.

26. Memilih teman, karena tabiat itu dapat tercemar oleh kebiasaan teman, seseorang itu akan mengikuti temannya. Shohib (teman) itu Shahib (penarik).

27. Mengilmui bahwa zinanya mata adalah memandang, cukuplah ini sebagai keburukan.


 Wallohua'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar